Diera tahun 80an, tepatnya tahun 1987 ada seorang wanita hidup dengan tiga orang anak, yang selalu mencoba melawan pahitnya kehidupan, setelah ditinggal sang suami dari gejolak rumah tangga yang menerpa keluarga kecil yang telah terbina, dengan seiring waktu yang berjalan cobaan yang slalu menghampiri janda anak tiga itu hijrah kesuatu tempat dengan harapan ada kehidupan yang lebih baik.
Baca Juga
Baca Juga
Sayu " janda anak tiga" hijrah dengan keluarga termasuk sang ibu/nenek., ditempat tinggal dan daerah yang baru semua berupah total termasuk keadaan ekonomi, Sayu sang janda anak tiga tersebut mendapat godaan dari masyarat sekitar, sebab janda slalu menjadi sorotan warga, pada akhirnya Sayu sayang janda anak tiga tersebut bertemu dengan seorang duda yang mempuanyai anak lima, duda tersebut bernama poniran.
story dari poniran sang duda, itu karena sang istri meninggal dunia, dan anak dari poniran semua sudah tidak bersamanya, empat diantranya sudah menikah, dan yang bungsu ikut adik dari istri.
sayu dan poniran menikah, namun tak lama dari pernikahnya tersebut mereka terpaksa harus pindah tempat tinggal, karena poniran dijadikan orang dianggap berpengaruh didaerah tersebut atau dituakan didaerah itu, setiap hari banyak warga yang datang, hanya untuk bertamu dan tak pernah mengenal waktu, itu yang membuat keluarga kecil Poniran dan Sayu memutuskan untuk pindah;
dalam bahasa Jawa :
" Sayu ; pak pie iki kok tiap dino akeh tamu, lan nggak enek lerene, urong gulo kopine tiap dino,
lha teros engko pie masadepan bocah bocah kan ijek podo sekolah terutama nggo kebutuhane awae dewe, gak iso iki lek diteros-terosne.
Poniran ; iyo mak bener kandanmu, pie lek awae dewe melok trans wae. "

setelah jerih payah Keluarga Poniran Memetik hasilnya Ternyta lahan yang mereka urus berangkat subuh pulang mahgrib itu dijual tanpa sepengetahuan keluarga Poniran oleh ...........................................................
To Be Continuous